Jumat, 19 September 2008

NASI TELAH TANAK

NASI TELAH TANAK


di luar kamar
hujan barusan reda
rumput-rumput basah segar
aroma tanah begitu menggoda

di dalam kamar
rindu telah dipupus
cahaya-cahaya menyebar
wangi candu perlahan membungkus

di dalam benak
sepanci nasi telah tanak
bikin betah yang tadinya tidak


2008

Sabtu, 13 September 2008

MATAHARI ATAU INDONESIA

MATAHARI ATAU INDONESIA
pertanyaan-pertanyaan tersesat pada jawaban

siang itu, saat matahari mengisyaratkan harapan yang boleh jadi tinggal janji bertanya engkau kepadaku, “lebih jauh mana matahari ataukah indonesia ?"

aku jawab pertanyaanmu dengan pertanyaan, “ dari mana, engkau pikirkan?”

engkau menukas, “dari sini, tempat kita berdiri sembari mengambil ancangancang untuk pergi ke yang kau atau aku kehendaki nanti“

“lalu matahari yang mana maksudmu ? “, kembali aku bertanya dan kau kembali menukas, “ itu matahari yang di atas , yang siang ini tidak bisakah kau baca sebagai pemberi batas bagi warna daun dan bungabunga “

aku masih dengan pertanyaanku, “ lalu indonesia yang mana yang engkau maksud ?”

kini dengan agak tak sabar, beberapa kata dari mulutmu terlempar, “ hei apa kau sudah bebal ! tentu indonesia yang sebuah negara, yang oleh nenek moyangnya telah diramal akan menjadi negara besar, adil, makmur dan panjang umur serta menjadi kiblat bangsabangsa!”

akhirnya pertanyaan di awal pembicaraan aku jawab dengan tanpa pertanyaan, ” kalau begitu, tentu matahari lebih jauh dari indonesia, saudara “

selanjutnya kami terdiam, lalu pikiranku timbul tenggelam terhanyutkan dalam arus yang pada awalnya kau ciptakan, arus itu semakin besar tapi aku tak jua karam tetap saja timbul tenggelam berusaha tetap teguh pada keyakinan, barangkali demikian juga adanya dengan engkau, tak jua menyerah oleh katakata yang berubah bagai air bah.

sesaat itu sepi, sunyi, senyap, hening berantrian menyapa kami tanpa suara tanpa bunyi. kata-katanyalah yang kemudian terucap pelan, dalam nada bertanya yang tapi tampak tak butuh jawaban yang mesti terucapkan,

“matahari yang kau bilang lebih jauh dariku masih saja tampak oleh pandang mata sedangkan aku yang kau kata lebih dekat tak pernah jua Terlihat “

2008.

Minggu, 07 September 2008

PENCINTA KESIANGAN

PENCINTA KESIANGAN


nyaris seluruh coretan di dinding kamar
mendadak jadi samar :

engkau yang berdiri di depan pintu
menatap tajam kepada ku
semakin jelas saja, rajah
yang tertoreh di sepanjang garis wajah

di telapak tangan
jejak yang kau tinggalkan
terasa hangat menunggu dimukimkan
sebelum akhirnya keburu dihapus hujan

kenapa tak segera berangkat
selagi matahari belum sampai ke barat

di sebalik jendela
iring-iringan mega angkuh, menjelaga


2008

TUHAN BUKAN KAMBING HITAM

Kurniawan Yunianto :

TUHAN BUKAN KAMBING HITAM



hanya sebuah peristiwa
yang kau baca sebagai bencana
lalu kau salahkan siapa saja
tudingan mu bikin semua jadi sakit jiwa
lantaran tak terima
dianggap sebagai penyebab malapetaka

kerna tuhan pun telah menolak
untuk kembali menjadi kambing hitam
apalagi segenap makhluk ciptaannya

lalu bagian mana yang tak kau pahami
kenapa tak bunuh diri
agar dapat dilahirkan kembali
jadi makhluk yang berperi

LEWAT BATAS

LEWAT BATASBATAS


bebunyian yang kau kira bikin tentram
cuma tertulis pada kertas buram
tetapi bukan puisi
hanya daftar belanja kebutuhan sehari-hari
yang tak pernah kau kebiri
bagaimana tata caranya untuk memenuhi

melewati batas sambil meremas rencana dan ketentuan
kau tak terganggu lagi bukan


2008

Sabtu, 06 September 2008

PEREMPUAN MASAK

PEREMPUAN MASAK
: janis joplin


parau di getar suara
summertimes mengerak
menggelepar serak
di kering asmara

putih di silau mutiara
engkau kilau perak
si penenggak tuak
bergoyang jejingkrakan

tidak lagi berak
di sembarang muara
memilih beranak-pinak
ketimbang gebyar tiara

perempuanku masak
cintanya kian tak terkira


2008

GELAP PERAWAN

GELAP PERAWAN


di luar kebiasaan
menuju ke masa depan

betapa kegelapan
begitu perawan

lebih ke depan
ia akan memakin kian

meski
masih tetap berjalan

saat ini
pelan-pelan saja

tak harus menyisih jauh
dari kekinian bukan


2008