Jumat, 31 Oktober 2008

DAMAR KANGINAN

Kurniawan Yunianto :

DAMAR KANGINAN


mungguh tumrap jalmo
keseser ing alam bebrayan :

bot repoting laku kanthi direwangi lali marang kiwatengene
ciptaning gusti sakabehe kang nggedekake uripe

nanging sepranaseprene durung tau laku gawe
isine pijer mangan tempe ora tau lali marang luwe
lirwa marang laku lan mituhu, sakarepe dewe

nggedeake mangan
ucul seko kasunyatan
mbuwak kotoran saparanparan

ing jaman kalabendu
tumindak kaya mangkono mau
wis dadi soko guru, banget digugu lan ditiru

REMBULAN PECAH

CERITA REMBULAN PECAH


suatu ketika, kuceritakan sebuah kisah,
tentang rembulan yang telah pecah,
baru awal sudah tidak ada yang percaya.

kisah belum usai,
keping pecahannya menghantam kepala,
hingga benak terburai --
tinggal sesendok tapi tetap saja berderai

cerita pun ngotot berlanjut,
keping pecahan lainnya tersangkut
di rambut, menjelma mahkota --
bagi sekujur tubuh dan jiwa, adalah raja.


lalu tertawa jejingkrakan di sepanjang jalan pusat kota,
tak perlu diduga --sembarangan berak di sekian muara.



2008

Selasa, 28 Oktober 2008

TARIAN CINTA

TARIAN CINTA


tarian cinta memeluk lekap sekalian jiwa lelap
selain pukau yang terasa tak ada lagi yang tersisa
nyaris tiap gerak tubuh tak ada yang siasia

sebuah tarian telah menjadi saksi bagi para pencinta sejati

penaripenari yang telah berhasil melupakan
tiap gerak yang pernah dilakukan


2008

KERETA KENCANA


KERETA KENCANA


bersama seikat kembang aku di sini, sayang
tanpa rindu tentu, kerna ku tahu kau pasti akan datang

telah menanti, kereta kencana lengkap dengan empat ekor kuda
kendaraan yang memang diperuntukkan bagi kita

sebuah perjalanan yang teramat jauh harus ditempuh

kau aku telah bersama-sama menyemai padi
sebelum akhirnya sendiri-sendiri menepati masing-masing janji

kali ini mesti sendirian, menempuh perjalanan maha jauh


2008



Sabtu, 25 Oktober 2008

ANGIN TERTIKAM

ANGIN TERTIKAM


bersandar pada dinding kamar
yang kaupenuhi dengan keyakinan
menghela langkah ke persimpangan

heran, angin apakah gerangan
yang membikin kaki-kaki timpang

sekian waktu, di halte menunggu
barangkali kebosanan itu
yang memeluk semenjak kau datang

akhirnya kau tikam juga angin itu
tapi entah kenapa ia menolak mati
di pangkuanmu


2008

Jumat, 24 Oktober 2008

PERJALANAN TERHENTI


PERJALANAN TERHENTI


sepanjang perjalanan ke rumahmu ditemani butir-butir debu
terasa kesetiaannya pada udara kering --melayang, 
berputar-putar, menggelinjang.

sekian lama,
pada akhirnya dikisahkan pula segenap peristiwa.

warung kopi. mereka yang lalu lalang, 
terengah-engah. nafas kering yang baunya menyengat.
tertatih-tatih. langkah tak karuan arah.

ada pula yang tidak sabar, dengan tas besar di kedua tangan,
terburu-buru, bergegas ke entah mana -- ke entah siapa

satu niat telah diupayakan terawat --
setelah tikungan terakhir, sekian jengkal dari alamat, 
ada kubangan air, sisa hujan kemarin belum sempat menguap
--permukaannya, cermin beban yang terasa berat.

bikin termangu,
terlebih ketika muncul wajahmu--kubangan air berkerut
tiba-tiba saja kusangka laut.

lelah yang sangat,
entah sampai kapan tenaga kembali pulih--terserap
beginilah seringkali banyak perjalanan dihentikan buai harap


2008

Sabtu, 18 Oktober 2008

SEJENIS KEMUSTAHILAN

SEJENIS KEMUSTAHILAN


dapatkah kaubayangkan jika unsur-unsur alam menjadi tidak karuan.
ketika api tiba-tiba membeku menjadi sedingin es di kutub utara,
lalu angin mendadak sekeras cadas diam tak kemana-mana,
air mencerai bumi--yang lainnya tak sempat terpikir lagi

seorang temanku berkata, "ah bagaimana mungkin, kawan"

ketika seorang pecinta telah menemukan kecintaannya,
seperti rerumputan kepada tanah gembur basah,
serupa para pengembara kepada setapak jalan menuju pulang
lalu dapatkah kau bayangkan andai ia berpaling darinya

temanku tadi menukas, "seperti unsur alam yang tak karuan"

lalu kataku, "jadi jangan paksa aku menengkarmu, sayang
karena engkau adalah tanah basah tempat berpijak rerumputan
engkau jalan pulang yang bertahun-tahun dicari para pengembara
berpaling darinya lebih dari sekadar tak biasa, kini aku sudah tak bisa"



2008

Minggu, 12 Oktober 2008

TERTIPU TAK TERASA

TERTIPU TAK TERASA


tak perlu sumpah serapah 
pun segala puja yang membuncah 
segalanya mesti ditempatkan pada tempatnya

kini, aku belajar menakar kehidupan
bermula dari otak yang bebal

jika pada akhirnya semua kata membunuhku
biar saja, aku menerimanya
karena selama ini
mereka telah kugunakan seenaknya 
tanpa timbal balik yang layak
apalagi syukur--seucap terimakasih pun
tak pernah terpikirkan 

maka kini saatnya
bikin perhitungan kepada yang banyak berhutang

jangan jual mahal 
pasar akan segera kembali normal

mempermainkan kata-kata 
tertipu yang tak pernah terasa
lalu tunggu apa lagi--bunuh diri saja
supaya mereka tidak lagi repot menyeret pedang,
untuk menebasmu


2008

KEBOHONGAN


KEBOHONGAN


perasaanmu begitu gampang
kau ijinkan kluyuran

ceritamu tentang setangkai kembang
begitu mengesankan

seakan kau api tak kunjung padam
lalu alam semesta adalah bahan bakar kehidupan

hidup mu belum tamat
tidakkah kau ingat

heeii, kali ini nyaris tanpa topeng dari jenis apa pun
masih saja tapi, menyisakan kebohongan


2008