Selasa, 08 Februari 2011

TAK TERASA PUTUS ASA

TAK TERASA PUTUS ASA


selagi masih rasa
yang dipercaya

tak pernah sampai
segala yang ingin dicapai

kehendak terperas keinginan
yang tiris dari nafsu
tak selaras pada yang satu

kemudian menjadi siasia
meski keringat mengucur deras
dan air mata terkuras

hanya membasahi gambaran
luput pada kenyataan

tubuh begitu betah
seolah tak butuh rebah

nyaman memasuki labirin licin
tak berujung pangkal
penuh godaan di tiap tikungan

inilah nikmat akal yang diulang
rasa ingin tahu paling sakau
betapa akut betapa pukau

seperti kepada mainan baru
membuatmu berlama-lama
tak ingin ke mana-mana

hingga lupa waktu
tak menemukan pintu

asyik terkunci



09.02.2011

RIUH PENYAMBUTAN

RIUH PENYAMBUTAN


yang hadir adalah angin
menabur debu di ruang tamu
tanpa warna tak terbaca

hanya terasa
kian pupur pada wajah

udara makin dingin
aku bersitahan tanpa selimut
meyakini tipisnya kulit
tebalnya raut

geming menyambut maut
yang tak pernah mau bilang
kapan akan datang

lantai memucat
kian lapang pada ruang

deru kereta di kejauhan
merambat hingga ke jantung
mengatur iramanya sendiri

pada detak berbagi sunyi
saling mengunci



05.02.2011