Selasa, 19 April 2011

DI LINGKARAN MENYALA PINTU MATI KENCAN KITA

DI LINGKARAN MENYALA
PINTU MATI KENCAN KITA


bunga api akhir tahun
memijar kembang terlepas
bermekaran di sisa usia
kesejukan senja

memercik di jantung
muncrat ke muka
tubuh tua menyambut waktu
maut yang itu itu juga

pecah pada satu lubang
berpendar sekujur badan
mencipta kehendak
tanpa diminta

lidah naga depan gerbang
membuka pintu



19.04.2011

Minggu, 17 April 2011

TAK ADA YANG TERLAMBAT MESKI TELAH USANG

TAK ADA YANG TERLAMBAT
MESKI TELAH USANG


beginilah rumah labalaba
mulai bermekaran di tiap liang
tubuh yang terbengkalai
rapuh dalam lipatan cuaca

musim penghujan yang ringan
basah di banyak permukaan
menghisap pandang mata
pada ribuan kuncup bunga rumput

lautan hijaulah engkau sayang
tempat angin membangun sarang
suar bagi para pengembara

kembali saatnya bertegur sapa
rejeki yang semestinya dimukimkan
ketika rumah belum ditinggalkan
saat jendela masih sebening kaca

lalu biarlah bahasa waktu
kepada jiwa mengantarkan renta
memasuki pendakian ke sekian

di sini dari tebing curam
persinggahan terakhir bagi nafas
sebelum yang penghabisan
mengeras kesungguhan

jangan bilang kalau kemalaman
aku memang terlalu lama
mengunyah kembang



15.04.2011

SAAT BULUBULU GERIMIS GAGAL MENJADI HUJAN

SAAT BULUBULU GERIMIS
GAGAL MENJADI HUJAN


malam yang sekarat
hampirhampir tak ada angin
dan kopiku masih terasa hangat

tapi kota ini makin merah dan dingin
dilibas segala jenis rasa ingin
yang tibatiba saja mengisyaratkan
sekian mimpi menjadi tak mungkin

membuatku memilih tutup mulut
membiarkan yang kudengar
karam sampai ke dasar
bersama beberapa kehadiran
yang lebih dulu menumpuk mengendap
menunggu untuk dipanggil ulang
pada saat udara kian lengang

tibatiba suara tak asing mengiang
sesekali kaupun butuh marah
begitu ia pernah berkata kepadaku
seketika kudekap erat tubuhnya
sembari kubisikkan sebuah kesejukan
sudahkah aku marah sekarang
lalu ia tertawa tanpa suara

hanya kemudian ia membalasku
dengan keriuhan jiwanya yang sunyi

semua kegilaan yang kau tangkar
tak ada yang haram
begitu katanya sebelum mengecupkan
sebuah kesejukan lain
dari jenis yang paling hening

dan lidahnya
sampai ke jantungku



17.04.2011