Rabu, 19 Februari 2014

DEBAR

DEBAR 


sekian warna tanggal, sapih
menyisakan hitam dan putih
sebagaimana siang malam
bergantian timbul tenggelam

mungkin saja membosankan
tetapi beginilah kenyataan
menyatu dengan keyakinan
tanpa dusta tanpa harapan

kini semua pasti, seperti mati
tanpa mimpi tanpa pelangi
degab jantung hidup murni
gemuruh sunyi nafas hati 

tak ada yang harus diamini
sebab, sendiri menjadi saksi
begitulah, dikau tiada sekutu
demikian pula daku, Huu



09.12.2013

Selasa, 18 Februari 2014

DUA TULISAN YANG INGIN DINYANYIKAN

SEPERTI BLUES

re fa la kemana
si sudah di sini sejak tadi
repetisi mi do so
menembus langitmu

tubuhnya pernah jatuh 
luka, suaranya tak berubah
tiap kali sampai 
tak pernah mengeluh

ia tak mau berdendang
lagunya hilang nyanyi 
semakin sumbang, pecah 
di sumpah serapah

kini apalagi yang masih 
dapat didengar, selain 
keheningan lalu pemakaman

re fa la tak jua hadir
do mi so si meradang
memaksa ia mengulang
not yang sama


02.01.2014




BUKAN BLUES

nem ro telah melampaui pentatonik
yang tersayat tak sekedar dawai rebab
lebih pada dua kutub; hitam dan putih

hatinya tak lagi punya blues
bertahun jubahnya tergantung di almari
ditemani seikat lidi dan celana komprang
yang bau lumpurnya hampir habis

kalung naga masih nempel di dada
entah sejak kapan, entah berapa lama
bukan hal penting lagi, bukan apa-apa
nyaris tanpa bunyi

ji nem; jinem, heneng, hening, langgeng
menemukan bunga sunyi, bermekaran
di musim penghujan

pada akhirnya tak sesulit apa yang pernah
dibayangkannya; ia pernah sangat ingin
menjadi bulan sekaligus matahari

tapi ia bukan burung, bukan malaikat
tak akan pernah punya sayap


07.01.2014