SEBUAH CIUMAN, TERLUPAKAN
kau tak sedang meminta air mata, bukan
karena hanya asap dupa yang masih kupunya
membubung dari tungku perapian, selepas hujan
barangkali bisa untuk memanggil laron-laron
dari kamar sebelah yang diterangi lampu neon
sudah terlalu lama
kita membiarkan atap kamar bocor---
setumpuk buku dan sekian baju dan masa lalu
dan lelah dan semua upaya untuk melupakannya
menjadi kuning dan basah
juga kasur,
yang menjanjikan tubuh begitu betah
meski rebah hanyalah jeda seperti halnya singgah
pada dua tiga tanggal dalam hitungan minggu
yang sepenuhnya merah
tanpa genggaman atau pun sentuhan
pertemuan kali ini, lebih pada saling memandang
---mestinya menjadi bekal---jika suatu saat nanti
kerinduan kembali mengeras di kedalaman
sementara, waktu mulai mencabuti uban di kepala
sampai masa itu
kenyataan memang butuh terus dikucuri keringat---
agar lebih mudah dihafal dan diingat---setelah usai
dengan tubuh dan wajah, baru kemudian lidah
2012 - 2018
Kamis, 11 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar