BANJIR DI MUSIM KEMARAU
airnya mengalir deras
menjauh dari kering, dari bersih
yang kembali pengin dijumpainya
setelah pergantian musim yang sungsang
membuatnya hanya menggenang
pada sebagian kecil tanah kerontang
luka kering yang membikin jarak
menyimpan nestapa hingga ke tulang
dari sebalik kerak hitam
sekongkol darah kuman meluaskan ruang
genang yang merapuh tiang pancang
rumah hampir roboh sayang
meski jadi bodoh memang tak gampang
namun tidakkah kau melihatnya sekarang
pekarangan sudah tanpa penghalang
menyisakan debu kecoklatan
sehingga daun-daun pun kepincut
menyatukan warna memilih duluan gugur
sebelum pohon-pohon tumbang
diterjang banjir bandang
jangan bilang, tak tahu kini musim apa
katakan, katakan dengan lapar dahagamu
tenggorokan makin tercekik bukan
20.11.2010
Selasa, 23 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar