MAJAPAHIT DALAM TIDUR PANJANG
selokan dan jalanan yang lengang
batu-batu merah batu-batu hitam, saksi sejarah
diam pasrah dalam hiruk pikuk peradaban
lalu puluhan prasasti seolah berubah menjadi nisan
terbaca dalam satu kalimat yang rawan
di sini pernah dimakamkan sebuah kerajaan
gunung penanggungan yang bijak
masih terasa nyaman untuk istirah dan tetirah
raksasa tua yang belum juga bosan mendengkur
melunasi segenap janji kepada para leluhur
tahun berganti abad sejak sebuah kutukan mengguntur
sang baturpun tegas menghitung mundur
kau dengar, nafas batu kian ungu
lembut berhembus satu-satu dari gerbang ratu
gapura yang tegak itu menolak ditelan waktu
dari zaman ke zaman tak lekang mengabarkan rindu
tentang nusantara bersatu untuk anak cucu
jadi ingat kata-katamu, kau bilang, "jangan lagi mencari"
baiklah, lalu mau dikemanakan segala penemuan
negeri besar itu tak pernah ingin menjadi reruntuhan
trowulan masih berkabut, sayang
10.01.2013
Senin, 07 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus