di kantor, seorang lelaki diam; rekening,
tunggakan dan utang, serta segala macam rencana
-- setengah gelas air di atas meja.
di layar monitor, orang-orang saling memaki
lalu bertukar doa --sama sekali tak menghasilkan uang--
sebatang rokok mulai terbakar.
beberapa pesan tak terjawab, dering telepon pun sunyi
--juga sama sekali tidak menghasilkan uang--
seperti doa-doa yang tanpa alamat.
tiga jam setelah waktu pulang, lelaki itu masih duduk di kursi
di matanya, semua yang ada tampak membabi buta
; pantat terasa begitu berat.
rumah, anak, istri dan anjingnya dan juga tuhan,
tidak lagi terlihat, lalu kepalanya ikut-ikutan terasa berat
--rokoknya tinggal satu isapan--.
angin bertiup kencang melalui jendela ruang lantai sembilan
rambutnya awut-awutan, tapi kini pantatnya jadi ringan.
selalu ada yang terburu-buru. gelasnya dulu yang jatuh
kemudian menyusul tubuh --airnya dulu tumpah
lalu kepalanya pecah--.
10.11.2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar