PISAUMU
meski telah ratusan kali diteguk,
kesunyian itu tak pernah membunuhnya
hanya mampu membuatnya mabuk.
kepadamu, pemabuk yang berbahagia itu
akan meminjamkan pisaunya,
secara cuma-cuma, tanpa prasangka.
lalu satu tusukan atau satu sayatan panjang,
akan tetap membuatnya tertawa ---
apapun pilihanmu, sama saja.
kau tidak akan pernah bisa mengasahnya,
tidak dengan kenangan, tidak pula kesunyian.
hingga, suatu saat nanti pisaumu hadir ---
ia yang memang mewakili ketajamanmu.
2014 - 2017
Senin, 24 April 2017
Minggu, 02 April 2017
LALU MUNTAH
LALU MUNTAH
tahun-tahun yang nyaris tanpa keinginan,
cuma kehendak yang pantas dipertahankan.
sederet hari, tanggal, mendadak merah.
sengal.
di luar rumah awan hitam bergulung-gulung,
sore hari tanpa cahaya matahari,
di sini, mesin pembuat berita berdengung,
tak pernah lelah mengabarkan sunyi.
tipu, dusta, sihir, ayo apa lagi? luka, merana.
dalam hitungan detik menjadi tawar, lalu
berubah menggelikan--tak terasa tahu-tahu
setebal kitab suci.
kekal.
bukan lagi perkara tiang-tiang penyangga,
tapi pondasinya memang kurang tepat
dan kalian masih ngotot mau bikin jendela,
marah saat dimaki tak tahu diri.
lidah dibalas ludah, pukul dengan tindas,
tikam menemukan pangkas--balas berbalas
tak pernah sudah.
banal.
bibit perpecahan tumbuh menjadi tunas--
tidak ada lagi ketegasan perihal batas-batas,
bayangnya sewarna benda-benda.
hantu-hantu, kini melepas baju hitamnya,
menolak sembunyi di kegelapan--mereka
suka tersenyum, suka memberi, bersedekah,
ramah, anti sumpah serapah.
sementara keterpurukan di ambang mata,
kita masih saja berbincang soal kebangsaan
sambil hihi haha.
mual.
2017
tahun-tahun yang nyaris tanpa keinginan,
cuma kehendak yang pantas dipertahankan.
sederet hari, tanggal, mendadak merah.
sengal.
di luar rumah awan hitam bergulung-gulung,
sore hari tanpa cahaya matahari,
di sini, mesin pembuat berita berdengung,
tak pernah lelah mengabarkan sunyi.
tipu, dusta, sihir, ayo apa lagi? luka, merana.
dalam hitungan detik menjadi tawar, lalu
berubah menggelikan--tak terasa tahu-tahu
setebal kitab suci.
kekal.
bukan lagi perkara tiang-tiang penyangga,
tapi pondasinya memang kurang tepat
dan kalian masih ngotot mau bikin jendela,
marah saat dimaki tak tahu diri.
lidah dibalas ludah, pukul dengan tindas,
tikam menemukan pangkas--balas berbalas
tak pernah sudah.
banal.
bibit perpecahan tumbuh menjadi tunas--
tidak ada lagi ketegasan perihal batas-batas,
bayangnya sewarna benda-benda.
hantu-hantu, kini melepas baju hitamnya,
menolak sembunyi di kegelapan--mereka
suka tersenyum, suka memberi, bersedekah,
ramah, anti sumpah serapah.
sementara keterpurukan di ambang mata,
kita masih saja berbincang soal kebangsaan
sambil hihi haha.
mual.
2017
Label:
sajak
Sabtu, 01 April 2017
BUKAN LAGI TRAGEDI
BUKAN LAGI TRAGEDI
saat bencana, kejahatan dan semua peristiwa
semacam telah membosankan--jadi komoditas
berita--pilu pun mencair, nestapa patah.
yang kau tertawakan adalah sejenis kesedihan
yang gagal mempertahankan diri semata-mata
sebagai duka cita.
berulang kali mengulang, hingga sampai pada
titik kemuakan yang membuatmu marah tanpa
sempat berpikir panjang.
lebih sulit lagi ketika dituliskan dalam ayat-ayat
meski pada bentuk lain berhasil menjadi cerita,
sering kali tak kunjung tiba ke air mata.
2017
saat bencana, kejahatan dan semua peristiwa
semacam telah membosankan--jadi komoditas
berita--pilu pun mencair, nestapa patah.
yang kau tertawakan adalah sejenis kesedihan
yang gagal mempertahankan diri semata-mata
sebagai duka cita.
berulang kali mengulang, hingga sampai pada
titik kemuakan yang membuatmu marah tanpa
sempat berpikir panjang.
lebih sulit lagi ketika dituliskan dalam ayat-ayat
meski pada bentuk lain berhasil menjadi cerita,
sering kali tak kunjung tiba ke air mata.
2017
Label:
sajak
Langganan:
Postingan (Atom)