SAAT BULUBULU GERIMIS
GAGAL MENJADI HUJAN
malam yang sekarat
hampirhampir tak ada angin
dan kopiku masih terasa hangat
tapi kota ini makin merah dan dingin
dilibas segala jenis rasa ingin
yang tibatiba saja mengisyaratkan
sekian mimpi menjadi tak mungkin
membuatku memilih tutup mulut
membiarkan yang kudengar
karam sampai ke dasar
bersama beberapa kehadiran
yang lebih dulu menumpuk mengendap
menunggu untuk dipanggil ulang
pada saat udara kian lengang
tibatiba suara tak asing mengiang
sesekali kaupun butuh marah
begitu ia pernah berkata kepadaku
seketika kudekap erat tubuhnya
sembari kubisikkan sebuah kesejukan
sudahkah aku marah sekarang
lalu ia tertawa tanpa suara
hanya kemudian ia membalasku
dengan keriuhan jiwanya yang sunyi
semua kegilaan yang kau tangkar
tak ada yang haram
begitu katanya sebelum mengecupkan
sebuah kesejukan lain
dari jenis yang paling hening
dan lidahnya
sampai ke jantungku
17.04.2011
Minggu, 17 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar