Jumat, 03 April 2009

KISAH TENTANG TELEPON GENGGAM SERI TERBARU

KISAH TENTANG TELEPON GENGGAM SERI TERBARU


Lelaki paruh baya bertubuh sedikit tambun itu mendekat ke sebuah meja etalase lain di samping meja kasir,sedikit menjauh dari perempuan yang datang bersamanya tadi. Seorang perempuan muda bermake up tebal, dengan tubuh yang sangat aduhai, yang terlihat sekali kalau bukan istrinya. Dibiarkannya perempuan itu asyik bertanya segala sesuatu tentang kecanggihan sebuah hp seri terbaru kepada salah seorang pramuniaga toko tersebut. Lalu dengan sesekali menoleh ke arah perempuan itu dan kerna takut apa yang akan dia katakan terdengar oleh pasangannya, setengah berbisik ia menanyakan nomer hp kepunyaan si pemilik toko yang sedang berdiri di samping meja kasir, tempat kemana ia mendekat.

Beberapa saat kemudian ia terlihat sibuk memencet-mencet hand phonenya sendiri, menulis pesan kepada pemilik toko itu:

bukannya aku bermaksud membatalkan penawaranku, aku setuju dengan harga tiga juta limaratus ribu rupiah itu, dan aku sangat ingin sekali membayarnya, tapi sekarang aku hanya bawa uang tiga juta rupiah saja, gimana kalau barang kubawa, lalu pelunasannya besok pagi

Dan tak menunggu lama, pesan itu terjawab :

Iya saya ngerti pak, tapi saya tak akan memberikan hp itu kepada anda sekarang, meski anda
berjanji untuk melunasinya besok pagi, pak


dengan senyum di wajah yang agak dipaksakan kembali ia sibuk dengan telepon genggam, mengirim pesan lagi kepada pemilik toko hp yang ada di hadapannya :

Aduuh, gimana ya, tolonglah mas, besok pasti kubayar lunas, bener

dan pesannya itupun kembali mendapat jawaban dengan cepat:

Ini hanya saran ya pak, anda kan bisa telepon ke teman, pinjam uang dulu sekalian minta diantar ke sini, pasti anda punya teman yang rela membantu anda pak

tibatiba wajah si lelaki berseriseri seperti diingatkan oleh sesuatu yang menyenangkan ia membalas pesan tersebut :

Ahh, iya .. kenapa tak terpikir olehku tadi, aduuh terimakasih mas, terimakasih sekali ya

wajah pemilik toko tersenyum penuh kemenangan tapi tetap ramah, tetap menjaga kesan agar kelihatan rendah hati, lalu ia jawab pesan tadi:

samasama pak, anda khan pembeli dan pembeli adalah raja bagi kami, senang dapat membantu kesulitan bapak

Setelah itu, lelaki dengan perut buncit terlihat berbicara, dengan telepon genggamnya di pojok ruangan dengan wajah agak bersungutsungut. Namun tak lama pembicaraanpun akhirnya selesai diikuti dengan raut wajahnya yang kembali cerah, transaksi jual belipun terlaksana dengan sah. Pasangan itu berjalan ke luar, meninggalkan toko itu.

Mereka berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih yang dimabuk cinta, lalu sembari menggamit pinggang perempuan muda itu, ia berkata,” Aku tak berbohong kan, gimana sayang kau suka ?“
Perempuan muda tertawa genit, katanya, “ Tunggu hingga sampai kamar hotel, kau akan tahu, bagaimana kuungkapkan rasa terimakasihku nanti, yang pasti, tidak seperti biasanya, sayang “,
lalu kembali ia tertawa kecil, kini terdengar makin menggoda saja. Kemudian lelaki paruh baya kembali berkata, “ kemarikan sayang, aku pengin melihat sebentar telepon genggam yang baru kubelikan untukmu itu.”

Pemilik tubuh aduhai itupun mengambil handphone seri terbaru yang baru saja dibeli, lalu diserahkan kepada lelaki tambun itu, sembari mengerlingkan matanya. Nyaris bersamaan waktunya dengan tangan si lelaki menerima telepon genggam, tangan kiri perempuan menor itu, nakal meremas barang yang berada di tengah selangkangan si lelaki. Lelaki itu kaget, telepon genggam baru itupun mencelat ke udara lalu jatuh ke kubangan air di depan mereka. Muka kedua orang itu jadi kecut lalu memucat setelah mendadak sebuah mobil melintas dan rodanya memuncratkan air kubangan tempat jatuhnya telepon genggam, ke pakaian dan wajah mereka.

Terlebih lelaki tambun itu, tubuhnya sesaat seperti patung pandangannya jadi kosong, kerna segala bayangan, tentang sebuah kamar hotel dan ungkapan rasa terimakasih perempuan simpanannya yang tadinya dibayangkan akan membuatnya melayang, mendadak lenyap tanpa bekas.