Rabu, 20 Maret 2019

MENANTI TUKANG SAMPAH

MENANTI TUKANG SAMPAH

Kantong plastik, korek api, bungkus rokok, toples, gelas, botol, huruf, angka, berdesakan di atas meja. Berisik bersama dengung komputer. Keranjang sampah pun telah penuh. Lalu ke mana sekian kata mesti kutaruh.

Padahal telah kupilih, lalu semalaman kupilah. Tapi tak satu pun yang menemukan awalan atau akhiran. Beberapa imbuhan lain terlanjur duluan masuk ke asbak.

Jam dinding masih seperti kemarin-kemarin. Jarumnya begitu sabar. Detaknya tetap tangguh dan sunyi. Sementara sekian kata yang telah terkumpul, terlunta-lunta di kepala.

Mereka lunglai, melambai ke lantai. Putus asa. Mulai cemas, mulai tidak betah. Saling memandang, merasa kotor, merasa jijik. Ribut lalu berebut minta duluan dibuang.

Sudah kubilang pada kalian, bahwa keranjang sampah sudah penuh, tak ada alasan buat mengeluh. Semua pasti mendapat giliran. Dan ya, memang tidak semua harus dibasuh"

2012 - 2017

Rabu, 27 Februari 2019

TERLALU LAMA MENCURI

TERLALU LAMA MENCURI


di hadapanku, air telaga begitu tenang,
tapi sama sekali tidak ada bayang rembulan,
aku terlambat, hari sudah siang.

"wajahnya banyak lubang", laki-laki tua itu
menghiburku, lalu melanjutkan kata-katanya,
"kini, nyaris semua orang jadi pencuri"

saat itu, aku bernafas dan tentu tersengal,
teringat pemilik udara yang berkuasa penuh
atas zat asam dan benda gas lainnya.

heiii, bagaimana bisa aku bukan salah satu
dari mereka, yang mengambil bukan milik
sendiri, tanpa ijin sang empunya.


2015 - 2019

Senin, 25 Juni 2018

SEOLAH TANPA KESIMPULAN

SEOLAH TANPA KESIMPULAN


otak mereka seperti berkata;
tentu, kami tak akan tinggal diam,
kami seharusnya lebih perhatian,
kami akan terus melawan, dan
sudah bukan rahasia lagi, bahwa
kebenaran harus ditegakkan.

kini, mulut yang mulai berbicara,
mewakili beberapa keputusan
yang tak diketahui secara pasti
untuk jangka waktu berapa lama,
berlaku, sejak dihadirkan.

lalu, mereka juga menuliskan
apa yang telah menemui mereka,
di antaranya; nasi, krupuk gendar, 
tempe, sayur lodeh, zat asam,
logam, kayu bakar, film, khu lung, 
dogma 95, media sosial, imajisme,
anak hilang dan kucing hitam.

dengan, mata yang kian merah,
hidung bengkak menahan ingus,
muka tirus, tangan kaki yang kurus,
tubuh yang tidak selesai bergetar
diguyur sepi dan wedang kopi.

demi, sedetik dua yang mahal,
detik-detik yang menurut mereka,
telah memeluk sebuah peristiwa
yang disihir menjadi begitu mewah
entah oleh siapa.


2018

Rabu, 06 Juni 2018

ES BLEWAH

ES BLEWAH


kombinasi 
serutan daging buah
sirup frambos 
dan es batu
dan sedikit tambahan
air matang

mungkin
ditaburi kasih sayang
tanggung jawab
dan harapan
tapi aku tak yakin

sebesar keraguanku
pada angka-angka statistik
pada lembaran kertas
yang menumpuk
di atas meja

semangkuk besar 
dia masukkan ke kulkas
katanya, "mesti sabar"
dan matanya melirikku
menghardikku

ketika itu
dia mirip nenek tua 
yang nynyir
sedang aku tak ubahnya
bocah tujuh tahun
yang nakal

tentu saja
hal ini terjadi 
di saat bulan ramadan
pada hari pertama
kira-kira satu jam 
setelah azan zuhur
dikumandangkan

salah
jika engkau menebak
ini mimpi di siang bolong
sama sekali
bukan

bukan mimpi
bukan angan-angan
bukan omong kosong
tetapi memang
kenyataan

kondisi ketika, 
kami belum menikah
dan tugas kuliah
kadang butuh dikerjakan 
lebih dari satu orang
demikian


2018

Minggu, 20 Mei 2018

PERJUANGAN RAKYAT KECIL

PERJUANGAN RAKYAT KECIL


bukan perihal memiliki atau tidak
mimpi dan harapan sering kali tidak mewujud
justru, ketika keduanya muncul hanya untuk diingat

ibarat paku berkarat yang terbaring di jalan
hingga kemudian, menancap pada roda kendaraan
yang melindasnya

ketangguhan, ketabahan, dan tentu saja kerapuhan 
masing-masing membangun kemungkinan
atas keberhasilan

ya, ini terkait dengan bagaimana meletakkan tujuan
dan kau tahu, ia tak mungkin berada di titik awal 
saat, sebuah pergerakan dimulai


2018

Senin, 14 Mei 2018

LALU KAPAN

LALU KAPAN


katanya, tidak ke mana-mana
engkau bilang, di sini saja

ya, tubuhmu di depan komputer
sementara, mata dan telingamu
telah sampai di ibu kota

aku jadi malas bertanya
tentang pikiranmu, kurniawan
sepertinya kau belum bergerak

memulai, apa yang engkau sebut
sebagai kesintingan, dari jenis
yang menentramkan

sementara, mimpi dan harapan 
telanjur kauberangkatkan pulang

sejak musim mulai tak karuan
sejak orang-orang beranggapan, 
diri mereka manusia


2018

Jumat, 11 Mei 2018

GENERASI PENERUS

GENERASI PENERUS


baiklah, kau tak bicara soal mariyuana
antibiotik atau obat generasi ketiga dari 
valium dan diazepam.

kau lebih senang mendengar, seorang
presiden suka makan krupuk, beberapa
bintang film minum racun tikus.

dan yang lebih menggembirakan, tentu
ketika krupuknya telah mlempem, atau
bintang filmnya gagal mati.

saat kau ngotot bertanya apa yang bisa 
bikin bahagia, pernahkah berpikir, misal
robot tidak suka makan pizza.

atau heiii, hayam wuruk, bukankah dia
pemilik warung di pinggiran kali brantas
yang suka menyamar jadi raja.

baiklah, sama sekali bukan mimpi,
ranting patah, daun luruh, bunga gugur
menjadi terserah kau selalu butuh jujur

ya harganya pasti, tak bisa ditawar lagi,
lila legawa, memang mudah diucapkan,
ketimbang dituliskan.


2018

Rabu, 09 Mei 2018

BERTEMU SAHABAT LAMA

BERTEMU SAHABAT LAMA


dari seberang jalan, dia menyapa
kepalanya masih memakai helm
saat menghampiri diriku

hingga helm dilepas aku masih lupa
bibirnya bergetar ketika berbicara 
juga jari-jari tangannya

kami bercakap-cakap di pinggir jalan
dia berkata, "aku hampir putus asa"
sebelum kami sepakat kembali jumpa, 
kubilang, "heii, kau tampak tua"
"tapi istriku masih muda" katanya

ya, perbincangan yang sangat singkat
masing-masing meneruskan perjalanan, 
dia menuju ke timur, aku tenggelam 
dalam kenangan 

dulu, kami senang berbincang
perihal drama, musik, film dan politik,
tentang mata kuliah dan beberapa teman
termasuk sejumlah teman perempuan 
yang gagal menjadi istri kami

sejak dulu, kami tak pernah membicarakan 
perempuan yang kini menjadi istri kami 
setidaknya, hingga pertemuan tadi 


2018

Sabtu, 05 Mei 2018

SEPERTI SIKLUS AIR

SEPERTI SIKLUS AIR


engkaukah 
yang mengalir melalui parit 
dan sungai kecil

engkaukah
yang tabah melewati ginjal
terbuang di selokan

engkaukah
yang melarung penderitaan
hingga ke muara

engkaukah
yang menyatu dengan laut
menolak karam

engkaukah
yang menguap ganti wujud
menjadi awan

engkaukah
hujan yang turun di gunung
meresap ke tanah

engkaukah
yang muncul lagi dari tanah
sebagai mata air

engkaukah
yang mengalami semua itu
tanpa penolakan

engkaukah
yang gigih pura-pura iseng
zaman berzaman


2018

Rabu, 18 April 2018

MATA KERING

MATA KERING 


"apa kabar", tegur sapamu datar,
seolah kita tak pernah berciuman 
dan berpose, di depan cermin.

yang pasti kita pernah berpelukan,
memang hidup payudaramu itu.
hampir saja kusentuh putingnya.

tak ada yang bisa disembunyikan
apa lagi dilipat menjadi burung,
namun aku ngotot berteriak-teriak,
"terbang, terbang, terbanglah!!"

musim hujan masih tiga bulan,
tak bisa dibuat bercanda, saat itu
sukar mengeringkan sesuatu.

"tapi, tak ada air mata" bisikmu, 
lalu, mulut pun saling mengisap
dan bibir kita, perlahan mengeras
makin berasap, semakin panas.

kini lihatlah, tiap kali ditepuk 
yang rontok hanya butiran debu
sepasang mata telah mengering,
sejak musim hujan bertahun lalu.

sepertinya, tidak ada lagi alasan 
yang mampu membuat keduanya 
meneteskan sesuatu.


2013 - 2018

Senin, 09 April 2018

PRASANGKA MASA KINI

PRASANGKA MASA KINI


seperti gelap dan terang pada lukisan
yang menghidupkan dan memungkinkan
munculnya kegelisahan

demikian pula abstrak dan yang wujud
tiada henti bergantian hadir, berkelindan
dengan masing-masing muatan

terus bergerak
dari keseimbangan ke keseimbangan
bergerak melewati semua ketertundaan

lalu usang dan lampau
begitulah peristiwa, segenap gemanya
mampu bikin kita menangis dan tertawa

apa katamu? kenyataan? 
barusan lewat


2018

Jumat, 06 April 2018

TAK ADA MASA DEPAN

TAK ADA MASA DEPAN 


yang nyata adalah saat ini
dan melangkah hanya sebuah pilihan
melanjutkan apa yang telah diawali nenek moyang 
terus bergerak, beranak pinak, menimang cucu 
sebelum duduk sendirian di teras depan

sebagaimana kebanyakan orang
aku bisa mendadak merasa kesepian
merapatkan telinga ke dinding, lalu ke lantai
waspada terhadap segala bunyi yang paling pelan
sebelum kemudian menyanyi tidak karuan

ayo putar ulang kasetnya 
kembali ke side a, ke lagu pertama
mari berdendang bersama biduan pujaan 
seolah di hadapan penonton yang tepuk tangan
inilah bahagia, dari jenis sesaat yang menyesatkan
tapi biasanya cenderung melegakan

putar lagi, biarkan menyala
putar ulang sekali lagi, hingga muntah-muntah
hingga akhirnya padam dengan sendirinya

yang mengendap-endap, yang datang tiba-tiba
yang bertiup sungsang, yang mengalir tanpa suara
mana yang masa depan

selain peristiwa-peristiwa yang didaur ulang
masa depan hanya kumpulan ramalan dan prediksi
ia terbukti, ketika menjadi masa kini


2012 - 2018

Minggu, 18 Maret 2018

MEMOTRET

MEMOTRET


sejarak kurang lebih semeter
di samping kiriku, sepotong kayu
masih bertahan menyala di tungku

di halaman depan rumah
aku berbaring menghadap ke atas
kemudian bergegas

memotret langit, sebuah bintang 
dan beberapa pucuk daun, dengan
bingkai gelap menjelang subuh

sebelum keduluan anjing tetangga
menggonggongi tukang sampah
lalu langit menghijau di ufuk timur

dan semua tampak kacau, selepas
mendengkur sepanjang tidur, usai
mimpi perihal sumur


2018

Senin, 12 Maret 2018

DULU, ADA YANG PECAH

DULU,  ADA YANG PECAH


Boleh dibilang, lelaki itu nyaris tidak pernah 
memperlihatkan jari telunjuk tangan kirinya, 
tapi kali ini, sambil menjepit sebatang rokok 
yang menyala, dia berkata, "Inilah wajahku".

Ujung telunjuk kirinya tepat di depan hidung. 
Bekas luka tampak samar, di ruas pertama, 
di dekat kuku, dan cermin itu baik-baik saja.

"Mana wajahmu?" dia bertanya. Kepala dan
seluruh tubuhnya memang palu, tapi terlalu 
tumpul untuk benda yang terbuat dari kaca.
Tak ada yang tersayat atau terbelah. Dan ya
cermin itu pun tetap utuh dan baik-baik saja.

Dia mengisap rokoknya, mengembuskan ke
cermin. Sesaat, semua tampak buram, tapi
lekas kembali seperti semula, wajahnya pun
baik-baik saja. Tidak ada yang harus pecah.


2018

Selasa, 20 Februari 2018

MUSIM BERGANTI?

MUSIM BERGANTI?


hujan derasnya sudah berhenti
tapi, masih terdengar suara air menetes
mata siapa lalu, yang masih terperas

musim kemarau jadi terasa lampau
selain ladang garam yang luas
hampir semua orang merindukannya

pabrik tisu dan penjual es krim
keduanya ingin disebut yang paling cemas
tidak satu pun sibuk berkemas-kemas

lupa berterima kasih.


2015 - 2018