Minggu, 28 November 2010

MENJADI TAK SEDERHANA LAGI

MENJADI TAK SEDERHANA LAGI


putih dan hitam, siang dan malam
sudah semestinya jadi sepasang
saling menggenapi saling melengkapi

meskipun masing-masing sunyi
dalam riuh nafasnya sendiri-sendiri

sementara kau aku masih sering lupa
mencantumkan alamat pada yang tersurat
yang tersirat tak juga mau lekat

betapa kata-kata diperbudak pengakuan
tertulis di kertas, di sekian macam media
lalu terbaca, sekadar pengumuman



28.11.2010













Selasa, 23 November 2010

BERDENDANG TANPA SUARA

BERDENDANG TANPA SUARA


meski akhirnya kau datang
sudah kuputuskan kita hanya akan diam
meminimkan beban atas tanggung jawab
pada kata-kata yang terutara

paling tidak menjadi semakin kecil
kemungkinan kita jengah bertemu angin
dan tak perlu menjawab pertanyaan
yang mungkin saja timbul atas pernyataan

biarlah jika mata yang lelah ini
sesaat enggan saling memandang
ada baiknya sesekali sendiri tanpa suara
melihat masing-masing sisi lain dari diri

siapa tahu wajah sudah sepakat satu arah
hingga tak perlu lagi perundingan

kesepakatan tak harus dituliskan bukan
kita akan semakin sibuk berkemas-kemas
menanggalkan semua yang masih lekat

sembari tak henti menari berdendang
yang sepertinya lebih kita pilih, ketimbang
membawa yang bukan punya kita

dan memang, tidak lagi memiliki apa-apa
kau aku, sepasang kita



23.11.2010 

BANJIR DI MUSIM KEMARAU

BANJIR DI MUSIM KEMARAU


airnya mengalir deras
menjauh dari kering, dari bersih
yang kembali pengin dijumpainya
setelah pergantian musim yang sungsang

membuatnya hanya menggenang
pada sebagian kecil tanah kerontang
luka kering yang membikin jarak
menyimpan nestapa hingga ke tulang

dari sebalik kerak hitam
sekongkol darah kuman meluaskan ruang
genang yang merapuh tiang pancang

rumah hampir roboh sayang
meski jadi bodoh memang tak gampang
namun tidakkah kau melihatnya sekarang
pekarangan sudah tanpa penghalang
menyisakan debu kecoklatan

sehingga daun-daun pun kepincut
menyatukan warna memilih duluan gugur
sebelum pohon-pohon tumbang
diterjang banjir bandang

jangan bilang, tak tahu kini musim apa
katakan, katakan dengan lapar dahagamu
tenggorokan makin tercekik bukan



20.11.2010