Rabu, 17 Agustus 2011

DUA GELAS SEKOTENG MASIH HANGAT MESKI TELAH LAMA KITA TINGGALKAN

DUA GELAS SEKOTENG MASIH HANGAT
MESKI TELAH LAMA KITA TINGGALKAN


sejak tiap pagi, penuh dengan rasa terimakasih,
aku tidak peduli malam ini purnama ke berapa, 
yang pasti dadaku gagal menjadi dingin --
kursi meja tertawa lalu merapatkan duduknya.

kubiarkan wajah yang pura-pura jadi rembulan,
mengapung di segelas sekoteng yang hangat,
bahkan ketika rambut dan telapak tangan, lebih 
suka sebagai udara di atas gelas lainnya.

tubuh kita kemudian yang lebih banyak bicara,
lelah yang tak terasa cuma awal sebuah jeda 
yang akan dibutuhkan sebagai bekal mendatang
saat sua bukan lagi sebuah pilihan.

maaf jika kemarin-kemarin telah kucurituliskan
sekian warna yang lekas menjadi tua, justru 
setelah kaupakai tanpa sedikit pun prasangka,
tanpa keinginan terlihat seksi atau jelita.

pandang mata ini mesti melampaui kutub bukan,
kau boleh ke utara, biar aku saja yang ke selatan 
cepat lambat, kita akan saling berhadapan.

saling menemukan sedih, gembira dan keraguan
yang gigih kita sembunyikan di balik celana,
baju, kutang dan segala yang melekat di badan.
menjadi sekadar jejak-jejak perjalanan,

masa lalu tak harus berkali-kali ditengok ulang.
betapapun sepasang gelas kian erat berpelukan.


15.08.2011


1 komentar: