Kamis, 15 September 2016

TAK PERNAH BENAR-BENAR SENDIRIAN

TAK PERNAH BENAR-BENAR SENDIRIAN asyik mengunyah dan menelan uang kertas layaknya makanan yang bisa bikin kenyang.
persediaannya bergepok-gepok di brankas,
terhadap lapar, tak lagi khawatir dan cemas
juga tak perlu meragukan kondisi mulut gigi sebab kini, tak sekeping recehan ia miliki sudah habis dibagi, sebelum semua terjadi. jangan bertanya perkara lezatnya masakan karena saat ini, makanan tak ubahnya fiksi, sudah terlalu lama tak pernah nyata ada -- mirip mimpi yang sialnya, nyaris dua tahun memilih sembunyi, tidak pernah muncul lagi. lalu apa yang diharapkan, ketika keterkaitan dan ketergantungan kepada yang di luar diri masih begitu tinggi. 16.09.2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar