ANGIN TERTIKAM
bersandar pada dinding kamar
yang kaupenuhi dengan keyakinan
menghela langkah ke persimpangan
heran, angin apakah gerangan
yang membikin kaki-kaki timpang
sekian waktu, di halte menunggu
barangkali kebosanan itu
yang memeluk semenjak kau datang
akhirnya kau tikam juga angin itu
tapi entah kenapa ia menolak mati
di pangkuanmu
2008
Sabtu, 25 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
selamat sore, sebenarnya aku hampir setiap hari berkunjung ke hutan ini membaca puisi dan lainnya. cuma aku tak meninggalkan jejak. hehehe... salam hangat dari bali.
BalasHapussalam kembali bung nanoq,
BalasHapusjabat erat sobat
kalau hari terasa gerah,hati merasa gundah,angin berhembus membawa tanah dan bernafaspun merasa lelah, berarti kita harus menengok hutan kita.Hutan Semarang.....
BalasHapus