Sabtu, 25 Oktober 2008

ANGIN TERTIKAM

ANGIN TERTIKAM


bersandar pada dinding kamar
yang kaupenuhi dengan keyakinan
menghela langkah ke persimpangan

heran, angin apakah gerangan
yang membikin kaki-kaki timpang

sekian waktu, di halte menunggu
barangkali kebosanan itu
yang memeluk semenjak kau datang

akhirnya kau tikam juga angin itu
tapi entah kenapa ia menolak mati
di pangkuanmu


2008

3 komentar:

  1. selamat sore, sebenarnya aku hampir setiap hari berkunjung ke hutan ini membaca puisi dan lainnya. cuma aku tak meninggalkan jejak. hehehe... salam hangat dari bali.

    BalasHapus
  2. salam kembali bung nanoq,
    jabat erat sobat

    BalasHapus
  3. kalau hari terasa gerah,hati merasa gundah,angin berhembus membawa tanah dan bernafaspun merasa lelah, berarti kita harus menengok hutan kita.Hutan Semarang.....

    BalasHapus